132 research outputs found

    Heritabilitas, Sumber Gen, dan Durabilitas Ketahanan Varietas Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri

    Full text link
    Bacterial leaf blight (BLB) disease is one of the obstacles in increasing of rice production. The use of resistant varieties is an effective and easy to implement for farmers. This paper discusses the heritability and source of resistance genes of rice varieties against the BLB disease and strategies to maintain the durability of resistant varieties as one of the control efforts through plant breeding to supports the increasing of rice production. Assembling and development of resistant varieties play an important role in controlling BLB disease because it has a genetic resistancemechanism that can be inherited to progeny level. Varieties with vertical resistance are easily broken by pathogens, so it is necessary to assembling of varieties with horizontal resistance. To obtain the resistant progeny to BLB disease in the assembly of varieties, the position of the resistant varieties should be played as a female parent that has a high specific joining power. The nature of resistance to BLB is from a population whose parent genes are derived from multiple cross results has higher heritability. The populations derived from a double-cross have multigenic resistance and have the potential to produce recombinant individuals resistant for prolonged periods (durable). The availability of durable resistant varieties become a key requirement in sustainable BLB disease control. This matter can be done by improving the resistance of varieties through the assembling of varieties with various sources of resistance such as wild rice, local rice, and introduced rice

    Preferensi Responden terhadap Keragaan Tanaman dan Kualitas Produk Beberapa Varietas Unggul Baru Padi

    Full text link
    INDONESIA Varietas unggul baru merupakan salah satu teknologi utama dalam penerapan PTT yang paling dominan digunakan untuk meningkatkan produktivitas padi serta paling cepat diadopsi oleh petani. Beberapa upaya dalam program diseminasi telah dilakukan oleh BPTP untuk memperkenalkan varietas unggul baru secara langsung kepada responden (petani dan penyuluh) sehingga dapat mengetahui kualitas dari varietas yang baru dikenal. Preferensi responden terhadap VUB sangat penting diketahui sehingga BUMN/UPBS produsen benih VUB dapat menentukan target produksi benih yang akan diperbanyak dan disebarkan kepada petani. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap keragaan tanaman, gabah, beras, dan nasi beberapa varietas padi sawah yang sedang dikembangkan Litbang. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Maret-Oktober 2012 di Kabupaten Karawang – Jawa Barat. Responden yang terlibat sebanyak 50 orang yang terdiri dari kepala BP3K dan ketua KTNA se Kabupaten Karawang. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan alat kuisioner. Media dan materi yang dijadikan bahan studi display VUB pada gelar teknologi BPTP, gabah padi VUB yang sudah dibersihkan, dan nasi dari masing-masing varietas sebanyak 5 VUB (Inpari 13, 14, 15, 20, sidenuk) dan Ciherang Jumbo sebagai kontrol. Hasil pengkajian menunjukan bahwa keragaan tanaman yang banyak disukai oleh responden adalah Inpari 14. Inpari 20 paling banyak disukai untuk karakter bentuk gabah, Inpari 15 untuk karakter warna gabah, dan Ciherang untuk karakter ukuran gabah dan ukuran beras. Responden menyukai semua kualitas nasi dari semua varietas yang diujikan. Pemilihan varietas yang memiliki bentuk beras yang disukai responden dapat ditentukan berdasarkan bentuk gabah yang disukainya. Sedangkan pemilihan varietas berdasarkan karakter nasi tidak dapat diduga oleh penilaian karakter yang ada pada gabah maupun beras.INGGRI

    Low Association of Bph17 Allele in Landraces and Improved Varieties of Rice Resistant to Brown Planthopper

    Full text link
    Resistance traits to brown planthopper on rice varieties are controlled by dominant and recessive genes called Bph/bph. Bph17 is one of dominant genes that control rice resistance to brown planthopper. Marker of Bph17 allele can be used as a tool of marker assisted selection (MAS) in breeding activity. Association of Bph17 allele and resistance to brown planthopper in Indonesian landraces and new-improved varieties of rice is not clearly known. The study aimed to determine the association of Bph17 allele in landraces and new-improved varieties of rice resistant to brown planthopper. Twenty-one rice genotypes were used in the study, consisting of 13 landraces, 5 improved varieties, 3 popular varieties and a check variety Rathu Heenati. Two simple sequence repeat markers linked to Bph17 allele were used, i.e. RM8213 and RM5953. The results showed that association of Bph17 allele in landraces and new-improved varieties of rice resistant to brown planthopper resistance was very low (r = -0.019 and -0.023, respectively). The presence of Bph17 allele did not constantly express resistance to brown planthopper. The study suggests that Bph17 allele cannot be used as a tool of MAS for evaluating resistance of landraces and new-improved varieties of rice to brown planthopper. Further research is needed to obtain a specific gene marker that can be used as a tool of MAS and applicable for Indonesian differential rice varieties

    Coronary microvascular ischemia in hypertrophic cardiomyopathy - a pixel-wise quantitative cardiovascular magnetic resonance perfusion study.

    Get PDF
    BACKGROUND: Microvascular dysfunction in HCM has been associated with adverse clinical outcomes. Advances in quantitative cardiovascular magnetic resonance (CMR) perfusion imaging now allow myocardial blood flow to be quantified at the pixel level. We applied these techniques to investigate the spectrum of microvascular dysfunction in hypertrophic cardiomyopathy (HCM) and to explore its relationship with fibrosis and wall thickness. METHODS: CMR perfusion imaging was undertaken during adenosine-induced hyperemia and again at rest in 35 patients together with late gadolinium enhancement (LGE) imaging. Myocardial blood flow (MBF) was quantified on a pixel-by-pixel basis from CMR perfusion images using a Fermi-constrained deconvolution algorithm. Regions-of-interest (ROI) in hypoperfused and hyperemic myocardium were identified from the MBF pixel maps. The myocardium was also divided into 16 AHA segments. RESULTS: Resting MBF was significantly higher in the endocardium than in the epicardium (mean ± SD: 1.25 ± 0.35 ml/g/min versus 1.20 ± 0.35 ml/g/min, P < 0.001), a pattern that reversed with stress (2.00 ± 0.76 ml/g/min versus 2.36 ± 0.83 ml/g/min, P < 0.001). ROI analysis revealed 11 (31%) patients with stress MBF lower than resting values (1.05 ± 0.39 ml/g/min versus 1.22 ± 0.36 ml/g/min, P = 0.021). There was a significant negative association between hyperemic MBF and wall thickness (β = −0.047 ml/g/min per mm, 95% CI: −0.057 to −0.038, P < 0.001) and a significantly lower probability of fibrosis in a segment with increasing hyperemic MBF (odds ratio per ml/g/min: 0.086, 95% CI: 0.078 to 0.095, P = 0.003). CONCLUSIONS: Pixel-wise quantitative CMR perfusion imaging identifies a subgroup of patients with HCM that have localised severe microvascular dysfunction which may give rise to myocardial ischemia

    KERAGAAN AGRONOMI GALUR-GALUR PADI (Oryza sativa L.) KANDUNGAN Zn TINGGI DI DATARAN MEDIUM

    Get PDF
    Varietas padi bernutrisi tinggi memiliki kandungan nutrisi spesifik yang tinggi seperti Zn. Proses perakitan ini dilakukan melalui teknik pemuliaan konvensional dari tetua-tetua potensial sehingga dihasilkan galur-galur padi yang mengandung Zn tinggi. Akan tetapi produktivitasnya masih belum terlalu tinggi. Terdapat beberapa genotipe/galur kandungan Zn tinggi yang masih perlu diuji kesesuaian hasil di lokasi tertentu. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang keragaan agronomi, pertumbuhan dan hasil galur-galur padi (Oryza sativa L.) kandungan Zn tinggi di dataran medium. Percobaan dilakukan pada bulan Oktober 2020 sampai dengan Maret 2021 (MH 2020) di IP2TP Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan dan 4 ulangan yang terdiri dari 7 galur yaitu IR 105730-B-79-1-4-SKI-1-17, IR 105730-B-4-1-1-SKI-3-SG-0, IR 105730-B-79-1-4-SKI-1-8, IR 105730-B-79-1-4-SKI-1-7, IR 105730-B-64-1-1-SKI-1-SG-11, IR 105730-B-11-1-5-SKI-2-SG-0, IR 105730-B-79-1-4-SKI-1-13, serta 3 varietas pembanding yaitu Inpari IR Nutri Zinc, Ciherang, Inpari 32. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur-galur yang diuji memiliki perbedaan nyata pada seluruh karakter agronomi dan hasil tanaman padi. Galur IR 105730-B-11-1-5-SKI-2-SG-0 menunjukkan jumlah anakan produktif terbanyak yaitu 20,47 batang per rumpun, jumlah malai terbanyak yaitu 21,50 buah, bobot 1000 butir tertinggi sebesar 30,45 gram, bobot gabah per rumpun tetinggi sebesar 54,67 gram. Hasil gabah kering giling galur IR 105730-B-11-1-5-SKI-2-SG-0 sebesar 4,52 t/ha, lebih tinggi dibandingkan seluruh varietas pembanding. Produktivitas yang tinggi ini diperoleh karena galur tersebut memiliki keragaan komponen hasil yang tinggi

    Kekerabatan Beberapa Aksesi Padi Lokal Tahan Hama Penyakit Berdasarkan Analisis Polimorfisme Marka SSR

    Get PDF
    Kegiatan karakterisasi secara genotipik merupakan salah satu sub kegiatan penting dalam pengelolaan plasma nutfah. Filogeni atau pohon kekerabatan berdasarkan data genotipik lebih mampu memperlihatkan berapa jarak genetik antar plasma nutfah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Filogeni dan jarak genetik antar plasma nutfah padi lokal unggul koleksi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.  Penelitian dilakukan pada bulan April – Desember 2015 di Laboratorium DNA Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Materi genetik yang digunakan adalah 15 padi lokal unggul dan varietas Ciherang yang merupakan varietas popular dilibatkan dalam penelitian sebagai kontrol. Analisa molekuler yang digunakan adalah analisa mikrosatelit SSR (simple sequence repeat) dengan jumlah marka SSR sebanyak 18. Hasil penelitian menunjukkan terbentuk 3 kelompok/cluster besar pada pylogeni yang terbentuk. Cluster 1 terdiri dari genotype: Gadis Langsat, Kebo, Bandang sigadis, Ciherang, Jawa sleman, Marahmay, Takong, Ampek panjang, Benoraja, dan Siawak. Cluster 2 terdiri dari: Ase balucung, Ase bukne, Jadul, Pare lotong, dan Pare pulu. Cluster 3 terdiri dari varietas lokal Kapas. Jarak genetik paling jauh dimiliki antara Pare pulu dan Ampek panjang dengan koefisien jarak genetik 2.054. kekerabatan paling dekat dimiliki antara Siawak dan Padi kuning dengan jarak genetik 0.089
    • …
    corecore